Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon, Jawa Barat, berencana melakukan refocusing anggaran. Refocusing atau peninjauan peninjauan ulang dan pengalihan alokasi anggaran tersebut untuk perbaikan fasilitas yang rusak dampak demonstrasi.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi menjelaskan, pemerintah daerah harus segera memperbaiki fasilitas publik yang rusak dampak demonstrasi yang terjadi Sabtu, 30 Agustus 2025 lalu. “Namun dari sisi fiskal, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Cirebon 2025 sebenarnya tidak terlalu longgar,” tutur Imron. Dia menjelaskan, sebagian anggaran bahkan sudah terserap untuk belanja pegawai dan layanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan, serta pembangunan infrastruktur jalan desa.
Imron menjelaskan, refocusing anggaran menjadi pilihan yang realistis saat ini. “Memang konsekuensinya ada program yang ditunda. Namun kami tetap berupaya menjaga keseimbangan fiskal,” tutur Imron.
Selain refocusing anggaran, pemerintah kabupaten Cirebon juga akan mengajukan bantuan keuangan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat. Permintaan bantuan dilakukan agar beban APBD Kabupaten Cirebon tidak terlalu berat.
Jika perbaikan infrastruktur yang rusak pasca demo tidak segera dilakukan, khususnya taman kota dan fasilitas publik, Imron mengatakan, bisa menimbulkan dampak lanjutan bagi aktivitas perekonomian masyarakat. Dia mencontohkan, Taman Pataraksa selama ini menjadi pusat keramaian dan destinasi berlibur keluarga pada akhir pekan.
Kondisi tersebut membuat pedagang kecil sulit berjualan karena menggantungkan penghasilan dari keramaian pengunjung. “Kalau tamannya rusak dan tidak bisa digunakan, otomatis ekonomi rakyat kecil terganggu. Karena itu, perbaikan taman dan fasilitas publik harus segera dilakukan, selain perbaikan gedung pemerintahan,” jelas Imron.
Aksi demonstrasi pada Sabtu, 30 Agustus 2025 lalu berujung anarkistis. Sejumlah fasilitas umum rusak akibat aksi massa. Kerusakan terbesar terjadi di gedung DPRD dan taman Pataraksa yang berada di depan kantor bupati dan gedung DPRD Kabupaten Cirebon. Kerusakan juga terjadi pada sejumlah taman yang saat itu kebetulan dilewati oleh pendemo. Di gedung DPRD Kabupaten Cirebon, fasilitas ruang rapat, arsip, hingga sejumlah mebel baru hancur terbakar dan dijarah.
Sementara itu sejumlah barang elektronik yang sempat dibawa dan dijarah dari gedung DPRD Kabupaten Cirebon mulai dikembalikan warga. Sekretaris DPRD Kabupaten Cirebon Asep Pamungkas mengapresiasi pengembalian aset yang diambil saat aksi demo dilakukan. “Pelaku yang menyerahkan barang mayoritas tergolong muda, Usia mereka antara 16 hingga 19 tahun. Nama dan identitas mereka tetap didokumentasikan, namun pengembalian tersebut akan menjadi pertimbangan dalam aspek hukum,” tutur Asep.
Bersama orangtuanya, pada Rabu, 3 September 2025, beberapa remaja mengembalikan sejumlah barang seperti dua unit monitor, satu set komputer, serta sebuah laptop. Kesadaran untuk mengembalikan barang yang sempat diambil, menurut Asep, menunjukkan tanggung jawab mereka. “Saya juga meminta bagi masyarakat yang masih menyimpan barang yang diambil dari sini untuk segera menyerahkan,” ujar Asep.
Pilihan Editor: