Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa dirgantara Amerika Serikat (AS) Boeing memproyeksikan lonjakan signifikan dalam lalu lintas udara dan kebutuhan armada pesawat di Asia Tenggara hingga tahun 2044. Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di kawasan, diperkirakan akan menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan ini.
Dalam laporan Commercial Market Outlook (CMO) 2025 terbarunya yang dirilis Rabu (27/8/2025), Boeing menyoroti bahwa Asia Tenggara adalah salah satu pasar penerbangan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Lalu lintas penumpang di kawasan ini diprediksi akan meningkat sekitar 7% setiap tahunnya, jauh di atas rata-rata pertumbuhan global yang diproyeksikan sebesar 4% per tahun.
Untuk mengimbangi permintaan yang masif ini, maskapai penerbangan di Asia Tenggara diperkirakan memerlukan lebih dari 4.800 pesawat baru dalam 20 tahun ke depan. Untuk Indonesia, transportasi udara menjadi infrastruktur vital karena kondisi geografis mendorong tingginya permintaan untuk pesawat berbadan sempit (single-aisle).
Boeing pun menyoroti bahwa pesawat generasi terbaru seperti 737 MAX sangat sesuai untuk pasar Indonesia. Laporan tersebut mencatat bahwa armada jet komersial Indonesia, meskipun terbesar di kawasan, usianya relatif lebih tua.
"Pesawat ini menawarkan efisiensi operasional, kenyamanan penumpang, serta jangkauan yang mampu melayani hingga 90% rute utama dari Indonesia," ujar Managing Director of Boeing Commercial Marketing, Northeast Asia, Southeast Asia & Oceania, David Schulte.
"Menggantinya dengan pesawat yang lebih hemat bahan bakar akan membantu modernisasi sekaligus meningkatkan daya saing biaya," tambahnya, menegaskan ini sebagai keunggulan penting di tengah persaingan ketat operator berbiaya rendah.
"Untuk jangka pendek saja, Indonesia membutuhkan hampir 600 pesawat tambahan hanya untuk mencapai kapasitas yang setara dengan yang ada di Asia Tenggara saat ini."
Selain pasar domestik, seiring meningkatnya pariwisata dan perdagangan internasional, kebutuhan untuk konektivitas langsung ke pasar lintas benua seperti dari Indonesia Eropa juga meningkat. Untuk itu, pesawat berbadan lebar (twin-aisle) seperti 787 Dreamliner dan 777X diproyeksikan akan mengisi sekitar satu dari lima pengiriman pesawat baru di Asia Tenggara dalam dua dekade mendatang.
"Boeing 787 Dreamliner, yang merupakan pesawat berbadan lebar terpopuler dalam sejarah, disebut mampu menghubungkan Indonesia nonstop dengan pasar-pasar utama antarbenua. Sementara itu, varian 777X mampu mengangkut hingga 426 penumpang dalam sekali penerbangan jarak jauh," tambahnya.
Boeing kemudian menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pertumbuhan industri penerbangan Indonesia, seiring dengan kemitraan yang telah terjalin selama lebih dari 75 tahun. Hingga kini, pesawat Boeing telah menjadi tulang punggung bagi maskapai besar RI seperti Garuda Indonesia dan Lion Air Group.
"Boeing dengan bangga telah bermitra dengan industri penerbangan Indonesia selama lebih dari 75 tahun, dan siap mendukung kebutuhan pertumbuhan serta pembaruan armada di masa depan," tutupnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Boikot Dicabut, Boeing Dapat Angin Segar dari China