Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia usaha merasa gelisah dengan kondisi keamanan yang memengaruhi kegiatan ekonomi dalam beberapa hari terakhir. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Sarman Simanjorang berharap kondisinya bisa semakin membaik.
"Pengusaha berharap agar aksi unjuk rasa ini dapat diakhiri secara persuasif, damai dan penuh semangat persatuan dan kesatuan. Terjadinya unjuk rasa di Jakarta dan berbagai daerah akan mengganggu aktivitas ekonomi," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (1/9/2025).
Terganggunya aktivitas masyarakat bakal berdampak pada perputaran ekonomi secara keseluruhan. Banyak masyarakat yang enggan keluar rumah karena ada ketakutan pada situasi keamanan.
"Jika masyarakat takut keluar rumah, maka berbagai sektor usaha akan terganggu seperti sektor transportasi, perdagangan, kuliner, mall atau pusat perbelanjaan, hotel, restoran, logistik dan lain-lain," kata Sarman.
"Jika unjuk rasa ini semakin tidak kondusif akan akan merugikan perekonomian kita dan tentu akan semakin menekan target pertumbuhan ekonomi nasional," lanjutnya.
Pengusaha pun mendorong pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah ini, baik dari sisi keamanan maupun ekonominya.
"Kita mendukung ajakan Presiden Prabowo agar DPR lebih responsif mengundang dan menerima berbagai tokoh tokoh masyarakat, mahasiswa dan elemen lainnya dan kepada seluruh Menteri agar lebih terbuka menerima berbagai masukan dan aspirasi masyarakat," ujar Sarman.
Pemerintah Minta Pengusaha Tenang
Sementara itu, dalam konferensi pers di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (1/9/2025), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meminta pelaku usaha tetap tenang menyikapi aksi demonstrasi yang berlangsung panas di sejumlah wilayah RI beberapa hari terakhir.
"Kami menghimbau pengusaha tetap tenang dan optimis," katanya.
"Kita berharap situasi yang damai saling menghormati tentunya akan sangat membentuk pemulihan ekonomi dan menjaga suasana kondusif dan minimalkan dampak yang muncul terhadap ekonomi nasional untuk pelaku pasar modal," ucap Airlangga.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking News: Ekonomi AS Kontraksi 0,3%, Pertama Sejak 2022