
ILMUWAN usulkan agar Ganymede, bulan terbesar Jupiter sekaligus satelit alami terbesar di Tata Surya, dijadikan semacam “radar” raksasa untuk mendeteksi materi gelap.
Selama ini, materi gelap sulit ditemukan karena tidak memancarkan maupun memantulkan cahaya. Namun, para astrofisikawan yakin keberadaannya nyata, sebab gaya gravitasinya terlihat jelas dalam cara galaksi dan gugus galaksi bergerak. Diperkirakan, materi gelap atau dark matter membentuk sekitar 27 persen isi alam semesta, jauh lebih banyak daripada materi biasa yang hanya 5 persen.
Masalahnya, partikel materi gelap masih misterius. Ada banyak kandidat, mulai dari partikel ringan seperti axion hingga objek besar seperti lubang hitam mini. Sejauh ini, deteksi langsung belum berhasil.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di arXiv berjudul Dark wounds on icy moons: Ganymede's subsurface ocean as a dark matter detector, Ganymede bisa menjadi tempat alami untuk mencari jejak tabrakan materi gelap. Bulan ini memiliki lapisan es yang sangat tebal dan relatif tidak berubah selama miliaran tahun.
Jika ada partikel materi gelap super berat menabrak es Ganymede dengan kecepatan tinggi, ia bisa meninggalkan kawah unik, berupa retakan dalam, lelehan es besar, hingga mineral dari lapisan bawah tanah yang naik ke permukaan.
Salah satu peneliti dalam makalah, DeRocco bahkan menilai bahwa Ganymede berpotensi menjadi “detektor alami” karena lapisan esnya yang tebal mampu merekam jejak tabrakan partikel materi gelap.
“Karakteristik ini sulit dijelaskan dengan tabrakan biasa, sehingga bisa menjadi tanda khusus interaksi materi gelap,” ujar DeRocco.
Dalam waktu dekat dua misi antariksa besar akan mengunjungi Jupiter, yaitu misi Europa Clipper dari NASA dan JUICE dari Badan Antariksa Eropa (ESA). Keduanya membawa radar dan kamera spektral canggih yang mampu memetakan permukaan serta bagian bawah es Ganymede dengan detail tinggi.
Para ilmuwan berharap, jika ada kawah-kawah aneh berdiameter kecil namun dengan volume lelehan besar, wahana ini bisa merekamnya. Citra dan data yang dikirim ke Bumi nantinya bisa menjadi bukti baru tentang sifat materi gelap.
Meski idenya masih dianggap spekulatif dan belum mendapat bukti kuat, banyak ilmuwan menilai pendekatan ini patut dicoba. Seperti dikatakan oleh astrofisikawan dari Universitas Cantabria, Bradley J. Kavanagh.
“Prinsipnya terdengar menjanjikan, meski keberadaan partikel raksasa itu masih sebatas hipotesis.”
Dengan kata lain, apakah Ganymede benar-benar menyimpan petunjuk tentang materi gelap masih harus menunggu hingga misi luar angkasa tiba.
Sumber: Universe Space Tech, IFL Science.