Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat laba bersih industri asuransi umum pada semester I 2025 mencapai Rp7,9 triliun, berbalik dari rugi Rp4,2 triliun pada periode yang sama tahun 2024.
Sementara laba bersih industri reasuransi mencapai Rp671 miliar pada semester I 2025, meningkat dibandingkan Rp413 miliar pada semester I 2024.
“Di kuartal kedua telah menunjukkan perbaikan, kenaikannya cukup jauh menjadi masing-masing laba sebelum pajak Rp8,8 triliun dan laba setelah pajak menjadi Rp7,9 triliun (di asuransi umum),” kata Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik dan Riset Trinita Situmeang dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Trinita mengungkapkan, kenaikan laba asuransi umum dan reasuransi pada semester I 2025 terutama didorong oleh penyesuaian metode akuntansi.
Tahun lalu, laba sempat negatif karena penyesuaian cadangan premi jangka panjang dan klaim IBNR (Incurred But Not Reported). Tahun ini, perhitungan sudah lebih konsisten sehingga kinerja berbalik positif, baik di asuransi umum maupun reasuransi.
“Jadi, waktu dihitung setengah tahun, kira-kira tahun lalu itu (laba) minus. Dan di kuartal kedua di tahun ini, kalau ditarik itu kira-kira dia dibandingkan dengan satu semester tahun lalu itu hasilnya sudah membaik. Jadi ada stabilizing result di sini,” kata Trinita.
AAUI juga mencatat pendapatan premi neto asuransi umum pada semester I 2025 sebesar Rp33,19 triliun, tumbuh 42,1 persen yoy dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sementara premi neto reasuransi mencapai Rp5,12 triliun atau naik 15,2 persen secara tahunan.
Dari sisi klaim, asuransi umum membukukan klaim neto Rp18,54 triliun, turun 14,7 persen yoy dibandingkan semester I tahun lalu. Sedangkan klaim neto reasuransi naik 2,3 persen yoy menjadi Rp4,32 triliun.
Perbaikan kinerja klaim berdampak pada hasil underwriting. Asuransi umum mencatat hasil underwriting menjadi sebesar Rp14,08 triliun atau melonjak 1147,3 persen secara tahunan. Pada saat yang sama, underwriting reasuransi juga meningkat signifikan yakni 277,7 persen yoy menjadi Rp764 miliar.
Dari sisi investasi, hasil investasi yang dibukukan industri asuransi umum mencapai Rp3,86 triliun, dengan total aset investasi sebesar Rp125,03 triliun. Sementara itu, hasil investasi reasuransi mencapai Rp764 miliar, dengan total aset investasi Rp20,88 triliun.
Secara rinci, Trinita mengungkapkan bahwa komposisi investasi di asuransi umum maupun reasuransi pada semester I 2025 tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan tahun lalu.
Komposisi terbesar yakni tetap pada penempatan di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 37,6 persen untuk asuransi umum dan 42,9 persen untuk reasuransi.
Selanjutnya diikuti deposito sebesar 19,7 persen untuk asuransi umum dan 28 persen untuk reasuransi, reksa dana 17,5 persen untuk asuransi umum dan 11,2 persen untuk reasuransi, serta obligasi korporasi 10,6 persen untuk asuransi umum dan 9,4 persen untuk reasuransi.
Adapun komposisi untuk investasi lain tercatat sebesar 10,9 persen untuk asuransi umum dan 6,4 persen untuk reasuransi. Saham tetap menjadi jenis investasi dengan komposisi terendah pada asuransi umum dan reasuransi masing-masing 3,6 persen dan 2,1 persen.
AAUI juga mencatat sejumlah indikator menunjukkan perbaikan sepanjang enam bulan pertama tahun ini.
Rasio kecukupan premi terhadap pembayaran klaim tercatat naik menjadi 260 persen pada asuransi umum dan 250 persen pada reasuransi, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu. Jika ditambahkan dengan biaya umum, rasio tersebut masing-masing berada di 185 persen dan 231 persen.
Sementara itu, rasio kecukupan premi dan hasil investasi terhadap pembayaran klaim mencapai 276 persen di asuransi umum dan 259 persen di reasuransi. Apabila dihitung bersama dengan biaya umum, rasionya tetap solid di 196 persen dan 240 persen.
Baca juga: AAUI masih hitung kerugian demo yang masuk perluasan polis huru-hara
Baca juga: AAUI imbau masyarakat terdampak demo segera klaim asuransi huru-hara
Baca juga: AAUI: Asuransi harta benda punya 'market share' terbesar di triwulan I
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.